Friday, September 10, 2010

The Story of Parkit



Somebody just sent me a message through my facebook. i know that person. i really know him.
He sent me these words and a story about "parkit" and sangkarnya. I know, he knows who's the parkit and sangkarnya.


Sang sangkar dulu memiliki seekor burung parkit di dalamnya.
Namun sekarang sang sangkar kebingungan mencari kemana burung parkit yg dahulu ada di dalamnya.
dia pikir burung parkit tersebut telah kabur mencari sangkar lain yg lebih megah daripada sangkar ini.
Sang sangkar sedih dan memutuskan untuk terus menanti sang parkit sampai dia kembali.
Walaupun pada akhirnya jika sang parkit tidak akan kembali lagi, sang sangkar tetap akan menunggu dan menunggu hingga waktu sendiri yang akan mengikis tempatnya.

Begitulah pengakuan sang sangkar.
Namun ia sebenarnya tidak sadar.. mengapa parkit kesayangannya tiba-tiba menghilang.
Ia tidak tahu, bahwa sebenarnya burung parkit yang paling dicintainya itu telah mati, dibunuh oleh dirinya sendiri.

Sang parkit tidak pernah meninggalkan sangkar yang teramat dicintainya itu.
Walaupun sang sangkar terus menghimpitnya sedemikian hebatnya.. namun tak sedikitpun ada niat dari sang parkit untuk meninggalkan sang sangkar.. apalagi untuk mencari sangkar baru yang lebih megah..
"aku sudah teramat mencintai sangkar ini. walaupun nafasku sudah sesak, aku tidak akan meninggalkannya", pikirnya.
Namun sang sangkar bahkan tidak pernah menggubris dan memperdulikan apa yang diutarakan sang parkit.
Ia terlalu sibuk mengatur peraturan untuk sang parkit.
Sang parkit tidak memperdulikan suara hatinya sendiri. dia tetap akan menaati peraturan tersebut.

Sudah berulang kali sang sangkar bahkan pernah mengusir paksa sang parkit.
Sehelai kain yang tadinya diberikan untuk melindungi sang parkit dari kedinginan pun dimintanya dengan paksa.
"Kau sudah tidak pantas lagi memakainya!", sumpah sang sangkar.
Sang parkit dengan menangis memohon kepada sang sangkar agar tidak mengusirnya. Sudah bertahun-tahun aku di dalam sangkar mu, pintanya.
Namun sang sangkar tidak mendengar melainkan terus menghimpit sang parkit yang tadinya sudah sakit,
Hingga akhirnya meninggal di dalam sangkar yang paling dicintainya itu..

Sangkar pun masih tidak sadar bahwa sang parkit terus telah mati.
Dia baru sadar setelah tubuh sang parkit yang telah kurus lunglai dibawa angin entah kemana.
Hanya meninggalkan sehelai bulu putih bekas pesakitannya.

Penyesalan akhirnya menimpa sang sangkar.
Namun ia tetap tidak sadar, bahwa ia lah yang telah membunuh sang parkit..
Sang parkit sekarang hanya bisa melihat dari balik awan..
Menangisi penyesalan yang dirasakan sang sangkar..
yang secara tak langsung suka menyakiti sang parkit dengan melihat sangkar yang amat dicintainya dahulu, meratapi kepergian sang parkit, tanpa tau kesalahannya..

That wasn't the message that he gave me. at the beginning it was. But i wrote the rest of it.



No comments: